Haaaiiii
I am back.
Belakangan
ini jadwal kuliah saya benar-benar padat merayap. Di penuhi dengan tutorial
praktikum dan ujian di mana-mana. Saya cukup tertatih –tatih melewatinya daaaan
ternyata masih ada satu ujian lagi yang nyempil di akhir minggu ini. Kadang
saat saya merasa lelah dan jenuh dengan semua in,i saya kembali berpikir pantas
ga sih saya berada di tempat ini? Tapi ya lagi-lagi hus hus saya buang pikiran
itu jauh-jauh, seperti yang sudah pernah saya bilang sebelumnya, ada baiknya
kita hanya memikirkan apa yang sedang terjadi sekrang, menjalani apa yang ada
di depan mata, bukan berpkir melompat jauh ke depan yang terkadang membuat kita
capek sendiri.
Daaaan
yang paling heits membuat saya tetap bisa bertahan dan berusaha keras sampai
detik ini adalah jeng…………jeng………………jeng……………….
Yup. My
parents! Of course!
Terutama
sosok papa saya. Bukan bearti mama tidak ambil bagian. Mama adalah segalanya
buat saya, memainkan perannya sebagai seorang ibu yang selalu ada buat saya,
yang selalu memanjakan saya, membuat saya merasa menjadi anak paling di sayangi
di seluruh dunia.
Berbeda
dengan dengan sosok papa. Bagi saya papa adalah sosok yang menjadikan saya
sebagai anak yang kuat dan tangguh. Papa bukanlah sosok yang berasal dari
keluarga berada. Papa hanya anak dari seorang tentara biasa yang gugur saat
bertugas. Papa sebagai anak kedua tertua dari sembilan bersaudara terpaksa “dikirim”
nenek saya ke Palembang untuk tinggal bersama tantenya. Mungkin dari sinilah
papa belajar untuk menjadi sosok yang luar biasa. Beliau tidak bisa melanjutkan
kuliah demi adik-adiknya, papa lebih memilih melamar pekerjaan di salah satu
perusahaan BUMN terbesar di Negara ini. Ya, dengan gajinya sendirilah, papa
baru bisa melanjutkan kuliah.
Saya dulu sempat merasakan hidup di rumah
kontrakan di gang yang sempit, melihat papa pulang larut malam dengan
sepedanya. Saat itu saya masih terlalu kecil untuk mengerti betapa susahnya
hidup kami saat itu. Aku hanya bisa merengek untuk minta belikan balon yang
kata mama dulu sih bisa beli balon karena di tuker sama botol kecap hahahahaha.
Tapi
lihatlah sekarang. Alhamdulillah. Papa sudah tidak lagi mengayuh sepedanya di
tengah malam, tidak lagi kehujanan dan kepanasan saat pergi bermotor dengan
bonceng empat (mama papa kakak perempuan saya dan saya :”)) tidak lagi mencari
botol kecap untuk beli balon (karena saya juga sudah tidak berminat lagi dengan
balon), tidak harus menabung untuk
sekedar pergi mudik ke tanjung pinang. Allah telah membayar lunas semua kerja
keras dan doa-doa beliau.
Papa
yang dulu bukan siapa-siapa, yang mungkin untuk bermimpi naik pesawat dan tidur
di hotel bintaang lima saja tidak berani. Sekarang, Alhamdulliah burung besi
sudah bosan mengantarkannya untuk menginjakkan kaki di berbagai hotel mewah di kota-kota Indonesia. Dan
sebelum menginjakkan kakinya lebih banyak lagi di berbagai hotel dan kota Indonesia,
papa sudah sempat menginjakkan kakinya di tanah suci Mekkah bersama wanita yang
tentu juga luar biasa karena telah mendampinginya sampai ke titik seperti
sekarang ini.
Papa
adalah saksi bahwa roda kehidupan itu berputar, kadang kita di atas kadang di
bawah. Tapi lamanya waktu kita di atas dan di bawah semua kembali kepada usaha
kerja keras dan doa kita. Beliau sudah berhasil menjadi berguna untuk
keluarganya (terutama adik-adiknya yang sempat di biayai kuliah oleh papa) dan untuk
saudara-saudara yang kurang beruntung lainnya.
Mungkin
itulah yang membuat papa seolah “memaksa” saya untuk menjadi bagian dari
profesi berjas putih ini, dia menginginkan saya menjadi orang berguna jauh
lebih berguna dari padanya. Beliau ingin aku bisa menolong lebih banyak lagi
orang dengan ilmu dan kemampuan yang kelak aku miliki. Bagi papa, tidak perlu
menjadi yang paling kaya, yang paling penting, yang paling hebat, tapi jadilah
yang paling berguna.
Terimakasih
pa. Saya tidak perlu kata-kata para motivator ulung untuk membuka pikiran ini.
Papa adalah bukti nyata, bahwa Allah tidak pernah tidur jika melihat hambanya
terus dan terus berjuang dan berdoa.
Hai Pa, Thanks for Everything. We love you :)
5 Mei 2014
Happy Birthday Pa.
Semoga selalu dalam
lindungan Allah SWT.