Akhir-akhir ini sepertinya isi blog ini
terlalu serius ya. Mau bagaimana lagi, aku memang tengah menghadapai masa-masa
“serius” belakangan ini. Sekarang pun aku mau berbagi tentang hal masih
berbau-bau agak serius dan sedikit yaaaaa dramatis mungkin.
Ceritanya
hari itu aku aka nada ujian praktikum parasitologi , aku sudah sangat hapal
mati dengan berbagai jenis cacing beserta telurnya dan protozoa berbagai bentuk.
Tapii sebelum ujian praktikum di mulai, tiba-tiba namaku dan beberapa orang (5
orang kalo ga salah) di panggil sama salah satu dosen. Setelah itu kami di
suruh menemuinya sebentar.
Ketika
kami menemuinya dosen kami yang juga dokter itu mengatakan bahwa kami harus
menemuinya jam 1 di salah satu laboraturium di kampus. Kami pun bingung, dan
bertanya ada apa sebenartnya. Awalnya dosen kami terlihat ragu untuk ngasih tau
alasannya, akhirnya setelah kami desak beliau
bersedia ngasih tau, beliau bilang “Ini
ada hubungannya dengan hasil tes darah kalian, jadi saya harap kalian bisa
menumui saya nanti, ini sangat penting.” Jegeeeeeeeeeer (lebay) tapi ini
serius aku, kami lebih tepatnya lumayan terkejut dengan pernyataan dosen
barusan. Ada apa dengan hasil tes darah (yang diambil waktu penerimaan
mahasiswa baru) kamiiiiiiiiiiii??? Kami pun saling bertukar pandang, menelan
ludah masing-masing (yailah masak ludah temen yg di telen, iuuuuh, apa banget
kok jadi jorok gini sih). Intinya, berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran
kami, atau hanya aku entahlah. Aku mulai berpikir, apa di sampel darahku
ditemukan jejak narkoba? Gak mungkinlah!!! Aku berani sumpah ga bernah kenal
apalagi deket-deket sama barang haram nan hina itu. Atau mungkin aku ternyata
terkena penyakit parah dan hidupku tidak lama lagi? Dan universitas terpaksa
mengeluarkanku dari kampus karena penyakitku itu (Oh c’mon aku baru lima bulan
di sini)!!! Kemungkinan terakhir sample darahnya hilang, dan harus ambil darah
ulang. Ya semoga alasan terakhirlah yang benar, karena ga mungkin rasanya kami
terkena penyakit parah secara massal kan? Atau ITU MEMANG MUNGKIN.
Entahlaaaaaaaaaah
pokoknya ujian parasitologiku kacau balau musnah binasah. Aku blank, sial!!
Kenapa dosenku itu harus ngasih tau kabar yang serba ambigu itu di detik-detik aku
menjelang ujian coba. Kepekiranlah!!!!!
Setelah
ujian yang entah bagaimana hasilnya nanti itu selesai, aku dan satu temenku
yang juga dipanggil masih ada praktikum. Alhasil kami telat datang menemui
dosen itu. Di sela-sela langkahku menuju laboraturium aku menyempatkan diri
mengirim pesan ke orang tuaku (dan aku menyesali tindakan ku itu). Ma, pa mungkin kalian ga akan bisa
melihatku mengucap sumpah dokter karena…… Enggak-enggak bukan itu isi pesanku.
Ma, pa a*** (panggilan keluarga) di panggil sama dokter katanya hasil tes darah
yang kemarin bermasalah. A*** takut. (Oke agak drama memang). Tadi kan aku
sudah bilang sebelumnya ini agak drama!!! Tapi memang saat itu aku takut
banget, bayangin aku jauh dari orang tua, bagaimana kalo aku divonis yang
(amit-amit) aneh-aneh.
Oke
sesampainya kami di laboraturium ternyata ada sekitar lima belas orang yang
sudah duduk melingkari dosen yang memanggil kami tadi. Karena kami telat dosen
itu hanya berkata, sabar ya nanti saya ulang penjelasannya.
Dengan
nafas yang masih engap, aku dan temanku itu mencoba mengikuti alur pembicaraan
dosen kami ini. “Ya jadi begitulah,
kalau kalian mau mendiskusikannya dulu sama orang tua kalian silahkan, biar
kita bisa melakukan tindakan selanjutnya.” Apaaaa? Telingaku langsung
menyalang, diskusikan? Tindakan selanjutnya? Ada apa ini? Aku memandang wajah
teman-temanku yang lain, saat itu aku merasa wajah mereka seperti you never
alone, we will fight together (alah apa bangetlah ini). Ya, sejujurnya ekspresi
temenku yang lain biasa aja sih, tapi karena aku belum mendapat penjelasan
apapun tentang masalah darah mendarah ini, jadi aku banyak berspekulasi yang
aneh-aneh. Akhirnya ku bertanya pada salah satu temanku yang sudah menyimak
omongan dosen ini dari awal.
“Ada apa ya? Kenapa
darah kita?”
“Ada kelainan di
daerah kita, tazmania.(nama penyakit disamarkan).”
Apaaaaaaaaaa???? Taaa-taaa--taazzz--maaa--maaa--nii--niiaa. Sejujurnya aku ga tau kelainan darah apa itu.
(Aku baru mahasiswa semester satu, wajar kan belum tau). Tapi rasanya aku
pernah mendengar tentang penyakit itu, aku berusaha mengumpulakan sisa
pengetahuanku ditambah ingatanku yang pas-pasan, Ahhh iyaaa anaknya teman
papaku ada yang meninggal dunia karena penyakit tazmania. Lantas apa itu
artinyaaa???
Teman
yang kutanyai tadi tampak menatap kosong ke depan (sepertinya itu hanya
perasaan aku saja), karena beberapa teman ku yang cowok tampak biasa saja
bahkan ada yang ketawa-tawa ga jelas. Apa mereka sudah pasrah dan putus asa?
Oke-ini-mulai-ngrelantur-_-
“Jadi Tazmania itu adalah kelainan
darah kelainan darah yang sifatnya menurun (genetik), di mana penderitanya
mengalami ketidakseimbangan dalam produksi hemoglobin (Hb). Namanya Tazmania
minor. Ini ga berbahaya, ga ada efek samping apapun untuk tubuh kalian. Ini
baru kemungkinan saja, makanya saya bilang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dampaknya
hanya, jika sesama penderita Tazmania minor menikah maka kemungkinan anaknya
akan terkena Tazmania major, sehingga anak ini harus terus mendapat transfuse darah
seumur hidupnya, ya katakanlah jadi tidak normal dan kemungkinan akan berakhir
dengan kematian (ini yang mungkin terjadi pada anaknya temen
papaku tadi). Jadi ini sekedar pemberitahuan saja
kepada kalian.”
Yayaya
jadi itulah penjelasan dosenku. Alhamdullilah. Amit-amit bangetlah pikiran aku
tadi, bukan hanya aku tapi juga teman-temanku, bahkan tadi ada yang bertanya
apa ini sejenis Leukimia? Gilak ga tuh, pikiran kami udah melanglang buana
kemna-mana, mungkin ada juga yang sudah berniat memutuskan pacarnya dan bilang
sebaiknya pacarnya cari yg lain saja karena hidupnya sudah tidak lama lagi (oke
aku kembali drama) LUPAKAN!!!
Fiiiuuuh
lega rasanya. Allah masih menyayangiku. Saat aku sampe kosan aku memeriksa
ponselku yang dari tadi di dalam tas. Ada 10 misscall dari mama, 8 misscall
dari papa, dan entah berapa sms dari mereka. Aku lupa tadi sempat mengirim sms
yang super duper ambiguuuu!!!
Aku
langsung menelpon mama ku. Dan you know? Mama langsung bertanya ada apa dengan
darahku? Aku sakit apa? Dan pertanyaan itu di sertai dengaaaaaaaaaaaan………………tangis.
(jujur suaru ku sempat tertahan saat menedengar beliau nangis) Akhirnya aku
jelasin semuanya, sampe detail. I am okay, really really Okay J Mama pun menasehati ini itu, makan yang banyak,
minum, susu, bulan madu, ehh minum madu maksudunya, biar aku sehat.
Selang
beberapa detik aku memutus sambungan telpon ku, ada panggilan masuk dari papa.
Beliau tidak langsung bertanya ada apa dengan suara bergetar seperti mama tadi,
tapi beliau nanya aku lagi dimana? Sama siapa? Sudah makan belum? Tadi ke
kampus jam berapa? Dan akhirnya masih dengan suara tenang beliau bertanya ada
apa sebenarnya dengan hasil tes darahku? Yaaa dan aku kembali menjelaskan kalo
semua baik-baik saja. Beliau berkata baguslah, Alhamdulilah, papa tau semua kan baik-baik saja. A*** kan sehat.
Aku
tersenyum sendiri di kamar kosku yang mulai terasa panas. Kejadian ini
membuatku sadar tentang banyak hal, pertama aku ini bukan siapa-siapa tanpa
Tuhan bahkan aku sangat takut divonis macam-macam yang berkaitan dengan
penyakit parah dan kematian, kedua seharusnya aku bisa mengatasi sendiri dulu masalah
yang kuhadapi jangan terlalu cepat mengadu dan membuat orang tuaku yang jauh di
sana jadi cemas bukan main, ketika aku mempunyai dua sosok yang sangat
menyayangi ku tak terbatas, mama yang berhati lembut dan selalu memberi
perhatian besar padaku tentang ini itu, dan papa yang selalu memberiku
keyakinan kalo aku adalah anak yang tangguh. Dua figure luar biasa yang
bertolak belakang dalam memperlakukan anaknya ini J